Sabtu, 27 Oktober 2012

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DEFINISI GOOD CORPORATE GOVERNANCE :

Sebagai sebuah konsep, GCG ternyata tak memiliki definisi tunggal. Komite Cadbury, misalnya, pada tahun 1992 – melalui apa yang dikenal dengan sebutan Cadbury Report – mengeluarkan definisi tersendiri tentang GCG. Menurut Komite Cadbury, GCG adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholder khususnya, dan stakeholder pada umumnya. Tentu saja hal ini dimaksudkan pengaturan kewenangan Direktur, Manajer, Pemagang Saham, dan pihak lain yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan di lingkungan tertentu.

Centre for European Policy Studies (CEPS), punya formula lain. GCG papar pusat studi ini, merupakan seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right), proses, serta pengendalian, baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen perusahaan. Sebagai catatan, hak di sini adalah hak seluruh stakeholder, bukan terbatas kepada shareholder saja. Hak adalah berbagai kekuatan yang dimiliki stakeholder secara individual untuk mempengaruhi manajemen. Proses, maksudnya adalah mekanisme dari hak-hak tersebut. Adapun pengendalian merupakan mekanisme yang memungkinkan stakeholder menerima informasi yang diperlukan seputar kegiatan perusahaan.

Sejumlah negara juga mempunyai definisi tersendiri tentang GCG. Beberapa negara mendefinisikannya dengan pengertian yang agak mirip walaupun ada sedikit perbedaaan istilah. Kelompok negara maju (OECD), misalnya mendefinisikan GCG sebagai cara-cara manajemen perusahaan bertanggungjawab kepada shareholder-nya. Para pengambil keputusan di perusahaan haruslah dapat dipertanggungjawabkan, dan keputusan tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi shareholder lainnya. Karena itu fokus utama disini terkait dengan proses pengambilan keputusan dari perusahaan yang mengandung nilai-nilai transparency, responsibility, accountability, dan tentu saja fairness.

Sementara itu, ADB (Asian Development Bank) menjelaskan bahwa GCG mengandung empat nilai utama yaitu accountability, transparency, predictability dan participation. Pengertian lain datang dari Finance Committee on Corporate Governance Malaysia. Menurut lembaga tersebut, GCG merupakan suatu proses serta struktur yang digunakan untuk mengarahkan sekaligus mengelola bisnis dan urusan perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan. Adapun tujuan akhirnya adalah menaikkan nilai saham dalam jangka panjang, tetapi tetap memperhatikan berbagai kepentingan para stakeholder lainnya.

Lantas bagaimana dengan definsi GCG di Indonesia? Di tanah air, secara harfiah, governance kerap diterjemahkan sebagai ‘pengaturan’. Adapun dalam konteks GCG, governance sering juga disebut ‘tata pamong’ atau penadbiran – yang terakhir ini, bagi orang awam masih terdengar janggal di telinga. Maklum, istilah itu berasal dari Melayu. Namun tampaknya secara umum di kalangan pebisnis, istilah GCG diartikan tata kelola perusahaan, meskipun masih rancu dalam terminologi manajemen. Masih diperlukan kajian untuk mencari istilah yang tepat dalam bahasa Indonesia yang benar.

Kemudian, GCG ini didefinisikan sebagai suatu pola hubungan, sistem dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (BOD, BOC, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan dan norma yang berlaku.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance atau GCG merupakan :
1.Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis antara peran dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan para stakeholder lainnya.
2.Suatu sistem pengecekan, perimbangan kewenangan atas pengandalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang : pengelolaan salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3.Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.

CONTOH KASUS :

Kasus Pelanggaran Good Corporate Governance oleh PT. Katarina Utama Tbk. berkaitan dengan pasar modal di Indonesia. PT Katarina Utama Tbk (RINA) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pemasangan, pengujian dan uji kelayakan produk dan peralatan telekomunikasi. Direktur Utama RINA adalah Fazli bin Zainal Abidin. RINA tercatat di BEI sejak 14 Juli 2009. Belum lama ini RINA menggelar penawaran saham perdana kepada publik dengan melepas 210 juta saham atau 25,93% dari total saham, dengan harga penawaran Rp 160,- per lembar saham. Dari hasil IPO, didapatkan dana segar sebesar Rp 33,66 miliar. Rencananya seperti terungkap dalam prospektus perseroan, 54,05% dana hasil IPO akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan 36,04% dana IPO akan direalisasikan untuk membeli berbagai peralatan proyek.

Pada Agustus 2010 lalu, salah satu pemegang saham Katarina, PT Media Intertel Graha (MIG), dan Forum komunikasi Pekerja Katarina (FKPK) melaporkan telah terjadi penyimpangan dana hasil IPO yang dilakukan oleh manajemen RINA. Dana yang sedianya akan digunakan untuk membeli peralatan, modal kerja, serta menambah kantorcabang, tidak digunakan sebagaimana mestinya. Hingga saat ini manajemen perseroan belum melakukan realisasi sebagaimana mestinya. Dari dana hasil IPO sebesar Rp 33,66 miliar, yang direalisasikan oleh manajemen ke dalam rencana kerja perseroan hanya sebesar Rp 4,62 miliar, sehingga kemungkinan terbesar adalah terjadi penyelewengan dana publik sebesar Rp 29,04 miliar untuk kepentingan pribadi. Selain itu, Katarina diduga telah memanipulasi laporan keuangan audit tahun 2009 dengan memasukkan sejumlah piutang fiktif guna memperbesar nilai aset perseroan. Bahkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah memutus aliran listrik ke kantor cabang RINA di Medan, Sumatera Utara, karena tidak mampu membayar tunggakan listrik sebesar Rp 9 juta untuk tagihan selama 3 bulan berjalan. Akhirnya Cabang Di Medan ditutup secara sepihak tanpa meyelesaikan hak-hak karyawannya. Bahkan selama ini manajemen tidak menyampaikan secara utuh dana jamsostek yang dipotong dari gaji karyawan, ada juga karyawan yang tidak mengikuti jamsostek tetapi gajinya juga ikut dipotong. Bursa menghentikan perdagangan saham RINA sejak awal September 2010. BEI kemudian melimpahkan kasus ini kepada Bapepam-LK untuk ditindaklanjuti.

ANALISIS :

Dari contoh kasus di atas dapat di simpulkan bahwa PT Katarina Utama Tbk (RINA) telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip Good Corporate Governance. Hal tersebut dapat di lihat dari banyaknya tindak kejahatan yang di lakukan. Mulai dari penyimpangan dana hingga tidak di bayarkannya hak-hak karyawan mereka. Tentu hal ini menimbulkan kerugian bagi para pemegang saham serta karyawan mereka. Apabila Direktur Utama PT Katarina Utama Tbk (RINA) dapat menjalankan prinsip Good Corporate Governance dengan baik tentu saja hal tersebut tidak akan terjadi.

Sumber:
- http://www.scribd.com/doc/52046697/BEDAH-NERACA-PT-KATARINA-UTAMA-TBK)
- Mas Achmad Daniri sebagaimana dikutip oleh Wilson Arafat.

Kamis, 18 Oktober 2012

TUGAS SOFTSKILL IKLAN

Iklan Yamaha Mio Soul GT


Di dalam iklan Mio Soul GT ini menggambarkan tentang sekumpulan anak muda yang mengendarai motor Yamaha terbaru dengan desain yang sporty.
Dalam iklan ini terdapat kata-kata Introducing, No Looking Back, Unstoppable & Leave the Rest Behind yang di setiap jeda kalimatnya menampilkan bagian-bagian motor tersebut.
Si Aktor utama pun mengucapkan kata "It's My Soul" sebagai bukti kecintaannya pada motor tersebut.
Di bagian akhir iklan ini Yamaha menambahkan slogan "Keren ! Lincah ! Irit !" untuk menarik minat konsumen.

Minggu, 07 Oktober 2012

Orang-orang Yang Melakukan Perlawanan Terhadap Korupsi Dengan Cara Masing-masing

Di tengah merajalelanya kejahatan korupsi di negeri ini, sejumlah anak muda, guru bahkan siswa SMP yang melakukan perlawanan terhadap korupsi dengan cara mereka masing-masing.

Yang pertama adanya Bapak Basuki Sugita, seorang guru matematika yang merangkap sebagai kepala SMP Kanisius Kudus Jawa Tengah yang menerapkan pelajaran anti korupsi bagi guru dan siswa-siswanya yang di lakukan setiap hari sabtu dengan nama Pendidikan Anti Korupsi (PAK). Materi ini di deklarasikan pada tanggal 19 Desember 2005. Bapak Basuki pun membuat 3 sarana untuk menerapkan hal tersebut, yakni :
1. Warung Kejujuran Yaitu sebuah warung yang menjual alat-alat tulis tanpa di awasi oleh petugas ataupun guru. Jadi di warung ini semua siswa mengambil, membayar serta mengambil uang kembalian mereka sendiri. Hal ini di maksudkan agar semua siswa dapat bertindak jujur, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Dan siswa pun dapat berhutang dahulu jika tidak memiliki uang, namun tetap harus membayar.
2. Telepon Kejujuran Yaitu sarana komunikasi yang di sediakan oleh pihak sekolah berupa handphone yang dapat di gunakan oleh semua siswa dengan bebas namun tidak lupa harus membayarnya setelah menggunakan handphone tersebut. Hal ini pun di lakukan dengan mandiri, tanpa ada petugas dan guru yang mengawasi.
3. Permainan Ular Tangga Anti Korupsi Yaitu sebuah permainan ular tangga pada umumnya. Namun yang membedakan adalah gambar-gambar di ular tangga tersebut. Yakni semua yang berkaitan dengan kejahatan dan hukumannya. Seperti perampok yang berujung pada penjara dan kebut-kebutan yang berujung pada penilangan. Selain itu, Bapak Basuki pun melarang siswa-siswanya membawa kendaraan bermotor sendiri karena pada dasarnya mereka belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Namun pada kenyataannya semua siswanya sudah memiliki SIM. Hal ini pun membuat Bapak Basuki berpesan kepada para orangtua siswa agar jangan membantu anak-anaknya yang belum pantas untuk memiliki SIM di buatkan SIM karena hal itu tidak baik.

Yang kedua ada seorang anak kelas 3 SMP di SMP 2 Bandung yang bernama Fahma Waluya Rosmansyah. Dia membuat game bertema anti korupsi yang dia beri nama Raid The Rats. Maksud dari game ini adalah agar semua orang dapat mengetahui apa itu korupsi dan apa akibat dari korupsi tersebut. Yang menarik adalah backsound game ini adalah suara angklung yang di maksudkan untuk melestarikan budaya Indonesia.

Yang ketiga adanya sekumpulan film layar lebar yang di buat oleh anak-anak muda yang di kemas dalam judul Kita VS Korupsi. Di dalam film ini terdapat 4 film dengan tema yang berbeda. Film-film tersebut di antaranya berjudul Rumah Perkara, Aku Padamu garapan Lasja F. Susatyo. Film ini di maksudkan untuk menyadarkan semua pihak tentang korupsi, baik itu perbuatannya maupun akibatnya.

Analisa : Berdasarkan penjelasan di atas, bila dilihat dari sudut pandang etika bahwa melakukan tindak kejahatan korupsi itu sangat tidak baik karena sangat merugikan diri sendiri, organisasi atau masyarakat. Maka sangat dibenarkan untuk mengajar anak dari sejak dini untuk mengenal nilai-nilai kejujuran agar anak dapat terbiasa dengan kejujuran walaupun dalam hal kecil.

Menurut pesan moral yang di sampaikan bahwa lingkungan keluarga khususnya orang tua sangatlah berperan penting untuk mengajarkan anak tentang nilai kejujuran, sebab apabila orangtuanya sudah mencontohkan anaknya pada kebohongan dalam hal kecil maka nilai kebohongan inilah yang akan tertanamkan ke anak.

Dilihat dari norma-norma :
- Menurut norma agama tindak korupsi atau mengambil yang bukan milik kita itu sangat dilarang Allah SWT. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Yang Maha Kuasa berupa “siksa” kelak di akhirat.
- Berdasarkan norma kesusilaan, tindak korupsi sangat menentang norma ini karena norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia.
- Berdasarkan norma hukum, tindak korupsi itu sudah melanggar hukum yang berlaku di Negara ini oleh karena itu hukum harus di tegakan tanpa pandang bulu.

Serta di lihat dari nilai kejujuran dapat di simpulkan bahwa di negeri ini nilai kejujuran sudah hilang, oleh karena itu marilah kita menbangun dan tanamkan bersama nilai kejujuran di mulai dari diri sendiri karena kejujuran itu sangat penting sebab kejujuran bisa mengalahkan segalanya.

Sumber : Kick Andy, Metro TV